FORUM ANAK GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumat, 18 Oktober 2013

Menuju KAI Ke IX

Pendampingan Andra Ahmad Budi Setiawan
Menuju KAI Ke IX
Andra ABS adalah 1 dari 10 anak yang terpilih menjadi Duta Anak DIY yang berangkat Ke Kongres
Anak Indonesia di Batam, andra adalah Ketua Forum Anak Desa Kemadang (Forandaka.17) siswa
kelas XI SMKN II Wonosari Gunungkidul. Andra juga menjadi Pengurus Forum Anak Gunung Kidul
Bidang Pendidikan tahun 2012-2013

Pasca pemilihan Duta Anak DIY. Pendamping memberikan pembekalan dan gambaran mengenai
kegiatan FAN dan KAI. Selian itu kurang lebih 2 minggu andra melakukan berbagai pendalaman
pengetahuan dan pelatihan Jurnalistik bersama Pendamping Wilayah. Tujuanya adalah agar andra
semakin mantap dan siap untuk dikirim ke KAI di batam, apa saja yang boleh dan tidak dilakukan
ketika melakukan kegiatan dalam KAI dan yang terpenting adalah menanamkan Etika, Adat dan
kesopanan, selain itu agar sepulang dari kegiatan diharapkan untuk tidak menunda pelaporan. Pada
pendalaman materi yang dilakukan pendamping adalah memberikan gambaran permasalahan
secara luas terhadap permasalahan anak-anak DIY terutama pada bidang yang ia pilih yaitu bidang
pendidikan. Terutama masalah alternatif problem solving yang akan ia berikan pada saat diskusi grup
dalam KAI, andra tercatat mengikuti pendampingan anak di SOS Children’s Villages melalui sanggar
garu luku kurang lebih 1 tahun sejak berdirinya sanggar. Olehkarena itu tidak begitu sulit untuk
memberikan pengembangan-pengembangan model pembelajaran yang Holistik terhadap situasi
yang akan dihadapi.
Selain itu pula 3 kali pertemuan pendalaman mengenai pembelajaran pembuatan laporan minimal
dapat dibaca dan dipahami serta memberikan inisiatif kepada khalayak umum yang membacanya.
Berikut adalah laporan Andra ABS 1 Hari pasca kepulangan dari KAI 2012 Di Batam melalui
pendampingan pelaporan KAI.
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 2
KAI (KONGRES ANAK INDONESIA) KE IX
BATAM, 10-14 Juli 2012
Andra Ahmad Budi Setiawan1
”Bersatu mewujudkan indonesia ramah anak”
PEMBUKAAN
Pembukaan Kongres Anak Indonesia IX diawali dengan pementasan dari papua yang
menggambarkan kekayaan Indonesia bagian timur.
A. SAMBUTAN-SAMBUTAN
1. Sambutan wali kota BATAM
Mengucapkan selamat datang kepada semua peserta Kongres Anak Indonesia(KAI) yang ke
sembilan yang di selenggarakan di kota BATAM,dan dukungan penuh terhadap di adakannya
kongres anak indonesia serta persiapan tahun-tahun yang akan datang supaya lebih baik dari
pada sekarang.
2. Sambutan ketua KAI
Toleransi : Indonesia kaya akan budaya, dari sabang sampai merauke mempunyai adat
istiadat, suku, ras, dan agama yang berbeda tapi dengan perbedaan itu kita tetap bersatu
seperti semboyan ‘’Bhineka Tunggal Ika’’ meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua, maka
kita harus saling menghargai perbedaan karena perbedaan itu indah.
3. Kak.Seto
Dukungan terselengarakannya konggres anak indonesia ,anak-anak indonesia bisa dan setelah
di adakannya konggres anak indonesia diharapkan dapat menjadi tutor sebaya ataupun
menularkan ilmunya kepada adik-adiknya,tidak hanya terhenti disitu saja.
B. DIALOG DENGAN LEMBAGA PEMERINTAH dan LSM
Tugas-tugas ANAK-ANAK KAI
 Menguatkan forum-forum anak daerah
 Memfasilitasi anak-anak daerah dalam pelaksanaan konggres anak daerah.
C. KAI (KONGRES ANAK INDONESIA)
Pada sesi ini Bpk. Aris Merdeka Sirait menerangkan bahwa KAI pertama kali pada tahun 2000
dengan Mengangkat tema ‘’stop eksploitasi’’ karena pada saat itu terjadi reformasi bangsa
indonesia.
1 andra adalah ketua Forum Anak Desa Kemadang (Forandaka.17) yang membawahi 17 Dusun yang berlokasi desa
kemadang kecamatan tanjung sari kabupaten gunungkidul, dengan jumlah anak-anak dikawasan tersebut kurang lebih
1500 anak, Forandaka melakukan kegiatan rutin 1 bulan 3x setiap minggu dengan agenda pembahasan masalah,
pendalaman Forum anak dan hak-hak anak dan Public Speaking yang difasilitasi SOS Childrens Villages (Dede Addilsyah).
Forum anak ini telah dikunjungi BPPM Provinsi bersama Bpk. Usman Basyuni pada bulan mei 2012. Saat ini Forandaka
menjadi FA percontohan dikawasan desa kemadang Gunung Kidul sebagai FA dan kawasan ramah anak. Dengan memiliki
sistem administrasi dengan didukung data-data dari pemerintah desa yang telah mendukung berjalannya Forum Anak
Desa Kemadang (sumber dari pendamping/fasilitator Forum anak GK; Dede Addilsyah dari SOS Childrens Villages)
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 3
Periodesasi KAI
1) 2001, KAI menggangkat tema ‘’hidup bersama dalam kebersamaan’’ mengapa mengambil
tema tersebut karena pada saat itu banyak provinsi di indonesia yang bergejolak akan
melepaskan diri dari NKRI.
2) Tahun 2003 KAI mengambil tema ‘’anak indonesia cinta damai’’ karena pada saat itu ada
perang sampit dan kerusuhan di Ambon,yang bertempatkan dikota denpasar bali.
3) Tahun 2006 diselenggarakan di Kota Depok Jabar dengan mengangkat tema ‘’hentikan
kekerasan’’ karena pada saat itu terjadi tindakan kekerasan dimana-mana
4) 2012 ‘’Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak’’ yang bertempatkan di batam mengapa
mengambil temaa tersebut karena anak mempunyai hak-hak dasar dan akan menjadi generasi
penerus bangsa indonesia.
D. SIDANG PARIPURNA I (Hari Rabu, 07 Juli 2012)
Pada sidang paripurna I dibacakan rekomendasi hasil forum anak dimasing-masing daerah,
berikut adalah hasil rekomendasi dari masing-masing daerah secara urut:
1. PROVINSI PAPUA
a) Pemerataan sarana dan prasarana
b) Pendidikan
c) Miras, rokok dan HIV
d) Eksploitasi anak dan penyalahgunaan media elektronik
e) Pengobatan gratis yang merata
2. PROVINSI MALUKU
a) Memperbanyak tenaga pengajar
b) Sarana dan prasarana yang memadai
c) Pelayanan kesehatan
d) Program khusus ABK
e) Forum anak diperhatikan
f) Partisipasi anak didengar
3. PROVINSI NUSA TENNGGARA TIMUR
a) Pemerintah membantu anak untuk mendaptkan pendidikan yang layak dan sarpras yang
memadai
b) Mencegah HIV/AIDS terhadap anak dan remaja
c) Tenaga kesehatan dan pemerataan sarpras
d) Keikutsertaan anak dalam pembuatan keputusan daerah (MUSRENBANG)
e) Pembentukan FA tingkat desa, kecamatan dan kabupaten
f) Wajib belajar 9 tahun
g) Rehabilitasi mental (perlindungan hukum)
4. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
a) Penuntasan wajib belajar 9th dan 12 th
b) Penyetaraan ABK
c) Pencegahan gisi buruk
d) Layanan kesehatan tidak memilikirkan status sosial
e) AKTA
f) Rumah kasih sayang (Children Center)
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 4
g) Keselarasan budaya sesuai UU
h) Kesadaran orang dewasa tentang hak anak
i) Partisipasi dalam sekolah, masyarakat dan pemerintah
j) OSIS diikutsertakan dalam partisipasi kepemerintahan
k) Eksploitasi
l) Sosialisasi bahaya Rokok
m) Kerjasama pemerintah dengan Ormas
5. PROVINSI SULAWESI UTARA
a) Mengurangi kemiskinan
b) Traficking
c) Pelayanan air bersih
6. PROVINSI SULAWESI TENGAH
a) Sex bebas
b) Himpitan ekonomi yang menyebabkan frustasi
c) Fasilitas yang kurang memadai
d) Eksploitasi anak
e) Diskriminasi guru
f) Pemahaman kurang tentang hak anak
g) Kurangnya makanan bergizi
7. PROVINSI SULAWESI SELATAN
a) Hak memperoleh pelayanan pendidikan tanpa diskriminasi
b) Mendapatkan makanan bergizi
c) Perlindungan dari eksploitasi
d) Dengarkan dan hargai hak-hak anak
e) Melibatkan dalam keputusan pembangunan wilayah (MUSRENBANG)
f) Menghargai keberagaman
8. PROVINSI SULAWESI TENGGARA
a) Kerjasama pemerintah dengan sekolah
b) Wadah partisipasi
c) Pemerataan pendidikan
d) Dibuka lapangan pendidikan
e) Children Center
f) Diskriminasi dan Bulying
9. PROVINSI SULAWESI BARAT
a) Advokasi untuk melanjutkan kesekolah
b) Fasilitas memadai
c) Pencerahan terhadap anak-anak bermasalah’
d) Wadah berkreatifitas disekolah
10.PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
a) Wadah partisipasi FA
b) Pelibatan Musrenbang
c) Lingkungan sehat
d) Terhindar dari bahaya Narkoba dan HIV
e) Pemerataan sarpras
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 5
f) Pengolahan SDA (Batu bara)
11.PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
a) Akses pedalaman sekolah
b) Sarpras pendidikan
c) Pelayanan kesehatan
d) Perlindungan yang maksimal tehadap sex bebas, diskriminasi dll
e) Sosialisasi bahaya rokok
f) Dibentuknya FA tingkat desa/kec
12.PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
a) Partisipasi
b) Penyediaan sekretariat FA
c) Keringanan Biaya kesehatan
d) Kawasan bebas rokok
e) Perlindungan khusus terhadap anak
f) Kualitas pendidikan
g) Pemerataan sarpras
13.PROVINSI KALIMANTAN BARAT
a) Peduli anak RI
b) Partisipasi
c) Bebas biaya kesehatan
d) Kawasan bebas rokok
e) Perlindungan anak dalam traficking
f) Diskriminasi sekolah
g) Lingkungan ramah anak
14.PROVINSI BALI
a) Partisipasi
b) Pengawasan interaksi anak
c) Rancangan kurikulum sesuai perkembangan anak
d) Perlindungan ABH
e) Pengoptimalan sosialisasi diskriminasi
f) Pelayanan berbasis fasilitas anak
g) Penanggulangan gizi buruk
15.PROVINSI JAWA TIMUR
a) Akses pendidikan gratis
b) Fasilitas memadai bagi anak
c) Keamanan dan kenyamanan bagi anak
d) Akses kesehatan (jamkesos)
e) Implementasi bahaya pernikahan dini
f) Perlindungan anak
g) Fasilitas sarpras
16.PROVINSI JAWA TENGAH
a) Kuantitas dan kualitas pendidikan
b) Pembebasan biaya kesehatan
c) Perlindungan eksploitasi anak
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 6
d) Partisipasi anak dalam pengambilan keputusan (musrenbang)
e) Kerjasama masyarakat, FA dan pemerintah
17.PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
a) Pengoptimalan suara anak dalam pengambilan keputusan
b) Anggaran khusus untuk anak (FA)
c) Integrasi karater dalam pendidikan
d) Sarana dan prasarana
e) Fasilitas kesehatan yang layak untuk anak
f) Gerakan untuk semua anak
g) Realisasi UUPA pasal 23 th 2002
h) Memasukan kurikulum TIK kedalam TK dan SD
i) Lembaga Sensor Film lebih diperketat
18.PROVINSI JAWA BARAT
a) Diskriminasi
b) UUPA (Partisipasi)
c) Pemerataan sarpras
d) Program belajar 12th
19.PROVINSI DKI
a) Pelayanan pendidikan 12th
b) Administrasi yang sulit
c) Partisipasi
d) Pendidikan spiritual dalam bimbingan keagamaan
e) Pengurangan promosi rokok dalam media
f) Sosialisasi NAPZA
g) Sex bebas
20.PROVINSI BANTEN
a) Pelatihan untuk anak jalanan
b) Wadah korban kekerasan
c) Jamkesmas
d) Pemerataan beasiswa
e) Mutu pendidikan (sarpras)
f) Akta gratis
g) Larangan iklan rokok
h) Sosialisasi HIV/AIDS dan NAPZA
i) Gizi buruk
21.PROVINSI LAMPUNG
a) Meratakan sistem pendidikan
b) Pembentukan FA
c) Kerjasama dengan pemerintah
d) Sosialisasi NAPZA dan sex bebas
e) Perlindungan ABH dan ABK
f) Kawasan bebas Rokok
g) Advokasi
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 7
22.PROVINSI JAMBI
a) Pemenuhan hak-hak anak
b) Pendidikan karakter
c) Partisipasi
d) Fasilitias FA
23.PROVINSI BANGKA BELITUNG
a) Children Center
b) Audiensi dengan pemerintah min 1th 1x
c) Fasilitas terhadap ABK
d) Sex bebas
e) Sosialisasi rokok
f) Sarpras
24.PROVINSI BENGKULU
a) Kasus kekerasan
b) Kabupaten layak anak
c) Realisiasi UUPA
d) Wajar 12th
e) MUSRENBANG
25.PROVINSI KEPULAUAN RIAU
a) Sarpras yang memadai
b) Pendidikan yang merata
c) Rumah perlindungan terhadap ABK
26.PROVINSI SUMATRA BARAT
a) Perlindungan hak anak
b) Pendidikan non diskriminasi
c) Pendidikan karakter
d) Bahaya pornografi
e) partisipasi
27.PROVINSI NANGROE ACEH DARUSALAM
a) Partisipasi
b) Sekolah gratis bagi sekolah yang terisolir
c) Biaya kesehatan gratis
d) Sosialisasi bahaya zat adiktif
e) Fasilitas kurang memadai
28.PROVINSI SUMATRA UTARA
a) Kekerasan terhadap anak
b) Pelayanan kesehatan
c) Bebas dari KKN
29.PROVINSI RIAU
a) Terpenuhinya Fasilitas bagi anak
b) Pembebasan biaya kesehatan
c) Kawasan bebas rokok
d) Rumah anak khusus korban
e) Memperkuat forum anak dan Adanya anggaran FA
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 8
E. SIDANG PARIPURNA II
Pada sidang paripurna II berisi mengenai sidang masing-masing komisi yang telah diacak dari
keseluruhan wakil propinsi, berikut rekomendasi hasil sidang Paripurna II:
1. KOMISI PERLINDUNGAN KHUSUS2
1) Anak-anak yang tereksploitasi zat adiktif seperti; napza, rokok dan alkohol
sebagai solusi mengadakan sosialisasi, mengadakan penyuluhan, bekerjasama dengan
kesehatan melakukan pemeriksanaan tes urin.
2) Traficking: kasus perdagangan anak
solusi yang diberikan adalah; pemahaman semua elemen tentang UU No.21 th 2007
mengenai pemberantasan tindak pidana perdagangan anak, terutama pasal 17 tentang
pemberian hukuman berat untuk tindak pidana perdagangan anak dan pasal 38 tentang
perlindungan khusus demi kepentingan terbaik untuk anak. Memberikan pelatihanpelatihan
lifeskille kepada anak yang putus sekolah dan kemudian ditindak lanjuti
pemberian modal usaha agar mereka menjadi yang berdaya, melakukan penyadaran
dengan sosialisasi dan pencegahan ke berbagai wilayah terpencil yang teridentifikasi rawan
kasus traficking, tentunya bekerjasama dengan badan PP masing-masing wilayah dan
aparatur hukum setempat, adanya pusat pelayanan terpadu dimasing-masing kecamatan,
adanya tempat rehabilitasi pemulihan korban traficking, mendirikan rumah perlindungan
sosial atau pusat trauma.
3) Penanganan korban pelecehan seksual yang belum memadai, Solusi; mendirikan pusat
perlindungan sosial korban pelecehan seksual, melakukan konseling bagi korban, dll
4) Kurangnya perhatian terhadap anak terlantar
Solusi: mengadakan pelatihan lifeskill, Children Center.
5) Aparatur Hukum kurang peka terhadap UUPA
Solusi yang diberikan: bekerjasama dengan badan PP mengadakan hearing dan audiensi
mengenai UUPA dengan melibatkan anak-anak sebagai objek dan subjek yang aktif.
6) Kurangnya perhatian terhadap ABK dan ABH
Solusi : melakukan Pemahaman dan kesadaran hak anak tingkat keluarga dan komunitas
7) Pernikahan usia dini
Solusi yang diberikan: sosialisasi dan penanaman pengetahuan tentang dampak positif dan
negatif pernikahan dini
8) Anak korban daerah konflik dan bencana
Solusi yang diberikan : mengadakan Taruma Healing, mendirikan shelter penanganan anak
korban konflik dan bencana, mendirikan Children Center untuk pemulihan pasca tauma.
9) Bulying
Solusi yang diberikan: bekerjasama dengan aparatur hukum untuk mengadakan sidak
pasca pelaporan dari korban atau saksi, melakukan monitoring secara berkala ke sekolahsekolah
yang teridentifikasi kasus tersebut.
2 Komisi perlindungan khusus adalah komisi yang digali dan disidangkan oleh penulis (andra ABS) dan Ilona wakil dari DIY
bersama 33 wakil dari propinsi lain.
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 9
2. KOMISI PENDIDIKAN3
1) Diskriminasi dalam pendidikan
2) Kecurangan dalam UN
3) Kualitas dalam tenaga pengajar
4) Kurangnya transparasi dana pendidikan
5) Kurikulum pendidikan yang berubah-ubah
6) Anak putus sekolah karena kemiskinan
7) Kurangnya pendidikan ABH dan ABK
8) Pemerataan fasilitas pendidikan, sekolah gratis dan program wajar 12 th
3. KOMISI KESEHATAN4
1) Penyalahgunaan Napza
2) Bahaya Rokok
3) Sex bebas
4) Gizi buruk
5) Lingkungan sehat
4. KOMISI PARTISIPASI5
1) Suara anak kurang terakomodir
2) Keterlibatan anak dalam Musrenbang
3)
5. KOMISI JARINGAN DAN KOMUNIKASI6
1) Sarana dan Prasarana Forum Anak belum maksimal
F. SIDANG PARIPURNA III
Pada sidang paripurna III berisi tentang pembacaan visi dan misi oleh duta masing-masing komisi
dan dilanjutkan dengan pemilihan dua duta yang terpilih untuk mewakili tiap masing-masing
komisi:
1. KOMISI PENDIDIKAN
a) Batam [Galih]
Membangkitkan anak-anak jalanan agar bisa sekolah.
b) Kep.Ri [Jesica]
Berusaha untuk indonesia,agar suara anak dapat didengar dan di realisasikan.
c) Sul.Sel [Taufiq]
Mewujudkan suara anak agar terealisasi oleh pemerintah.
d) Ja.Bar [Belinda]
Memberi.........
e) Babel [Imam]
Kita harus saling bahu membahu dalam membangun indonesia.
Dari komisi pendidikan yang terpilih menjadi duta indonesia adalah Belinda Dari Jabar Dan
Imam Dari Bab
3 Komisi Pendidikan dari Provinsi DIY diwakili oleh Khilifatul Mujahidah
4 Komisi Kesehatan dari Provinsi DIY diwakili oleh RMP Mada Wirahuda
5 Komisi Partisipasi dari Provinsi DIY diwakili oleh Alfan Ibrizhun
6 Komisi Jarkom dari Provinsi DIY diwakili oleh Pika ceria dewi
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 10
2. KOMISI KESEHATAN
a) Bali [Risa]
Memperjuangkan hak-hak anak indonesia.
b) Jambi [M.Diano]
Anak sehat indonesia hebat,indonesia ramh anak.
c) Sumbar [Marta]
Sosialisasi melalui jarkom dan masyarakat.
d) Kep.Ri [Seli]
Mewujdkan anak-anak cerdas,,sehat dan handal serta menggangkat hak-a-hak anak.
e) Sumbar [Anisa]
Mewujudkan anak indonesia sehat dengan cara penyuluhan dan aksi kesehatan.
Dari komisi tersebut terpilih dua orang menjadi duta anak indonessia di bidang
kesehatan,yaitu risa dari bali dan marta dari sumbar.
3. KOMISI PERLINDUNGAN KHUSUS
a) NTT [Delis]
‘’AKU BUKAN BARAC OBAMA PRESIDEN AS BERKULIT HITAM,,AKU JUGA BUKAN SBY
PRESIDEN INDONESIA,,TAPI AKU ADALAH DELIS DARI NTT’’ perlindungan khusus untuk
anak indonesia agar tumbuh kembsng dan terhindar dari diskriminasi.
b) Sumbar [Geri]
Bulying,trafficking, dan diskriminasi dihilangkan.
c) Banten [Asiawati]
Melindungi anak-anak indonesia dari dari dampak negatif.
d) Jabar [Banyu Nugraha]
‘’ Jangan memilih aku karena kasihan tapi pilihlah aku karena aku dapat dipercaya dan
dapat diberi tanggungjawab’’ Mengurangi anak dari diskriminasi.
e) Sulsel [Dita]
Mewjudkan rekomendasi dari komisi perlindungan khusus.
Dari komisi perlindungan khusus yang terpilih menjadi duta adalah DELIS dari NTT dan BANYU
dari JABAR.
4. KOMISI PARTISIPASI
a) Jateng [Damar]
Menjadikan anak-anak indonesia yang aktif,kreatif dan inofatif.
b) Bali [Arya]
Memperjuangkan hak-hak anak teutama partisipasi.
c) Maluku [Widia]
Semangat anak indonesia pasti bisa,mewujudkan rekomendasi dari komisi partisipasi.
d) Riau [Wahyu Sudirja]
Tetap semangat dimanapun kita berada tidak hanya di kongres ini aja.
e) Jambi [Randa]
Sosialisasi tentang hak-hak dasar yang dimilikioleh anak.
Dari lima duta anak tersebut dua diantaranya terpilih menjadi duta,yaitu RANDA dari JAMBI
dan WAHYU SUDIRJA dari RIAU.
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 11
5. KOMISI JARKOM
a) Sulteng [Zigma]
Berdiri tegas untuk anak indonesia.
b) DIY [Pika Ceria Dewi]
Tetap berhubungan melalui jarkom.
c) Riau [Al.Anas]
Mewujudkan rekomendasi dari komisijarkom tersebut.
d) Banten [Salsabila]
Jaringan anak efektif.
e) Babel [Saasa]
Kebersamaan dan perkuat jaringan dan komunikasi.
Dari lima duta anak tersebut dua diantaranya terpilih menjadi duta,yaitu Pika (DIY) dan Al.
Nas (Riau)
G. PENUTUPAN
Pada sesi penutupan yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 13 Juli 2012 dilaksanakan Pentas Seni
dari masing-masing Provinsi, dan DIY sendiri menampilkan Pentas Seni Dolanan Anak.
Keberagaman seni dan budaya Indonesia nampak sangat terlihat pada sesi penutupan ini,
pasalnya seluruh peserta menggunakan pakaian adat dan membawakan pentas seni dari masingmasing
daerah. Kongres Anak Indonesia ke IX ditutup oleh Bpk. Aris Merdeka Sirait selaku ketua
umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia
H. KESIMPULAN
Pada Kongres Anak Indonesia IX yang dilaksanakan di batam bahwa permasalahan yang banyak
diangkat oleh masing-masing perwakilan duta anak provinsi adalah sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan
Masih banyaknya Fasilitas Sarana dan Prasarana yang kurang memadai terutama dalam
mendukung keberadaan Forum Anak dimasing-masing Provinsi sehingga ruang gerak anak
masih sangat terbatas, selain itu akses pendidikan yang murah masih banyak dirasakan oleh
teman-teman kita diwilayah Indonsia bagian timur. Adanya kasus bulying yang masih menjadi
hal yang tabu bagi sebagian wilayah diindonesia sehingga aparatur hukum seolah menutup
kata dengan adanya kasus tersebut.
2. Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan masih terdapat kasus gizi buruk yang banyak diangkat oelh beberapa
wilayah, selain itu banyaknya kasus NAPZA dan sex bebas yang masih mendominasi dan
menjadi problem dimasing-masing provinsi, selain itu akses biaya gratis bagi yang kurang
mampu masih sangat minim.
3. Bidang Perlindungan
Pada bidang perlindungan masih banyak yang membahas tentang kasus Traficking, titik berat
pada kasus ini adalah kurangnya pemahaman pasal 38 mengenai perlindungan khusus bagi
korban. Kasus anak-anak masih terdiskriminasikan dalam pembuatan keputusan, selain itu
kasus pernikahan dini yang masih cukup tinggi dan perlindungan anak pada kasus bulying yang
sering kali anak menjadi korban dan mendapat hukuman.
Arsip Pendamping SOS CV Wil. Gunungkidul 2012 P a g e | 12
4. Bidang Partisipasi
Pada bidang partisipasi dititikberatkan pada hak anak dalam keikutsertaan pembuatan
keputusan dan pelibatan anak dalam Musrenbang dalam rangka pembangunan wilayah. Selain
itu pemahaman masyarakat ayng masih kurang mengenai hak dasar anak sehingga banyaknya
kasus yang terjadi justru dimulai dari golongan yang paling kecil yaitu keluarga atau
masyarakat.
5. Bidang Jarkom
Jaringan komunikasi menitik beratkan pada permasalahan Produk Iklan yang kurang
bermanfaat bagi anak misal iklan rokok, selain itu tempat koordinasi/kesekretariatan yang
belum banyak dimiliki Forum Anak masing-masing Provinsi. Dan keterlibatan anak-anak dalam
melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penginformasian pada khalayak
umum.
Banyaknya permasalahan yang ada diindonesia tidak serta merta menjadi tanggungjawab
pemerintah saja untuk mengentaskan dan menuntaskan segala permasalahan yang ada, namun
dengan sinergitas antara Lembaga terkait, Pihak LSM, Ormas, Orsos dan Masyarakat menjadi
tonggak pemecahan permasalahan yang secara bersama-sama berjalan berdampingan
I. AKHIR KATA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmad dan hidayahnya
saya dapat menyelesaikan laporan ini tanpa ada halangan suatu apapun,
Setelah mengikuti berbagai kegiatan KAI IX baik Pra, saat dan Pasca KAI satu hal yang dapat saya
(Penulis dan Duta KAI dari DIY 2012) ambil, bahwa anak-anak Indonesia adalah anak-anak yang
luar biasa dengan keberbedaan yang ada, memiliki toleransi dan saling menghargai karena
Perbedaan Itu Indah. Bahwa KAI sebagai ajang saling memotivasi baik untuk diri sendiri maupun
kawan/teman untuk menjadikan diri pribadi yang lebih baik. Satu hal bahwa Proses lah yang
terpenting bukan hasil akhir. Karena pada dasarnya bahwa pencapaian tertinggi kita adalah
dimana kita dapat mengimplementasikan apa yang telah kita dapat dari apa yang telah kita lalui
dalam proses. Salam anak indonesia.
Ucapan terimakasih saya haturkan kepada:
1. SOS Children’s Villages Yogyakarta terutama pendamping wilayah Gunung Kidul yang selalu
membimbing dan memberikan berbagai ilmu dan pengetahuan di masyarakat.
2. Ibu Anti selaku pembimbing dari Badan Pemberdayaan Perempuan Masyarakat Provinsi DIY
3. Ibu Deko Ningrum dan Ibu Mulad dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
Keluarga Berencana Kabupaten Gunung Kidul yang selalu memotivasi saya dalam mengikuti
kegiatan KAI IX
4. Bpk. Dimas dari LPA DIY dan Sdri. Risa dari Fonaba selaku Pendamping dan Fasilitator KAI IX
5. Bapak dan Ibu Lurah Desa Kemadang yang telah memberikan support baik materi dan spirit
6. Temen-temen Forum Anak Desa Kemadang 17 Dusun atas support dan dukungannya.
7. Orangtua ku yang selalu mendukung dan memberikan arahan yang terbaik untuk saya.
dan apabila ada kesalahan dalam penyusunan dan pembuatan laporan ini saya minta maaf yang
sebesar-besarnya.
Yogykarta, 15 Juli 2012
Duta KAI IX Prov. DIY
Andra Ahmad Budi Setiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar